Laman

Senin, 10 Desember 2012

Garut in a sketch


Di Garut cobain nge-gambar, karena bukan ahlinya jadinya juga cuman seadanya.
(Klik gambar kalau mau memperbesar)

Dangdut dan Garut

Dangdut
Pernah pergi kesuatu tempat atau daerah lalu mendapat sambutan yang meriah disana? Atau secara tidak sengaja merasa kedatangan kita disambut oleh orang lain?

Mungkin banyak orang yang pernah merasakan kedatangannya disambut dengan meriah, akan tetapi persaan bahwa kedatangan kita serasa seperti yang disambut adalah pengalaman yang unik.

Sebagai seorang santri saya diberikan tugas khusus dari pesantren untuk melakukan pengabdian kepada masyarakat selama dua minggu. Ketika waktunya sudah tiba saya beserta rekan-rekan yang lain tiba di kec.Kersamanah kab.Garut yang dijadikan sebagai tempat pengabdian kami selama dua minggu. Akan tetapi kejadian tak terduga terjadi, ketika kami sampai kami serasa disambut oleh pagelaran dangdut, karena di tempat yang kami datangi untuk serah terima dari pihak sekolah ke pihak cabang disana berbarengan dengan acara hajatan pernikahan salah seorang warga.

Bukannya kepede-an tapi kami benar-benar merasa lucu karena salah satu tujuan kami kesana adalah untuk berdakwah akan tetapi disambut dengan dangdutan. Bukannya tidak boleh tapi biasanya acara sambutan untuk santri adalah rebana atau kasidah.

Tapi saya juga kurang yakin kalau rebana dan kasidah cocok untuk menyambut santri.

Sabtu, 25 Agustus 2012

Pemulung "Ulung"

Ulung

Kalau menurut kamus besar bahasa indonesia ulung artinya mahir, pandai, terbaik, dsb. Mendengar kata tersebut jadi mengingatkan saya kepada tokoh kartun Donald Bebek yang selalu mengaku bahwa ia keturunan darah biru alias keturunan Pelaut Ulung. Mungkin itu sebabnya donald bebek selalu digambarkan dengan karakter pelaut, sangat terlihat bagaimana baju dan topi yang ia gunakan benar-benar menggambarkan seorang awak kapal.

Peristiwa ini terjadi saat saya sedang menginap di masjid dalam rangka "itikaf". Ketika sudah membersihkan  teras masjid saya duduk-duduk di teras masjid sambil baca-baca buku, lalu masuklah seorang bapak pemulung ke halaman masjid. Ketika mau berjalan ke arah tempat sampah si bapak ngeliat dulu ke saya terus bilang "Punten.." sambil berisyarat mau mengambil sampah, saya juga cuma berisyarat "Mangga.." ke si bapak.

Yang buat saya heran, mau mulung sampah aja harus minta izin dulu. Padahal kan sampah aslinya udah enggak terpakai lagi alias udah enggak ada yang punya, tapi si bapak dengan sopannya minta izin dulu. Waw ternyata si bapak masih berpikir bahwa sampah juga diambil harus pake izin. Padahal kalau orang yang suka manipulasi data keuangan juga gak gitu-gitu amat, hehehe....

Bingung sedikit.


Minggu, 29 Juli 2012

Cinta Buaya

Buaya

Hewan ini sering kita liat di film-film dokumenter dunia hewan, biasanya hewan ini kerjaannya cuman berjemur, berendam, atau nongkrong sambil nonton kuda zebra dan banteng nyebrangin sungai terus diem-diem dicapluk deh tuh yang lagi nyebrang atau sekedar diem aja nunggu ada zebra atau banteng yang sudah tidak berdaya karena terinjak-injak temennya yang lain dan akhirnya sama dicapluk juga.

Pernah lihat hewan ini makan binatang hasil buruannya? cara makannya gak kaya singa yang perfeksionis tapi hewan hasil buruannya dimakan dengan cara dicabik-cabik terus nanti si buaya muter-muterin badannya supaya dagingnya cepet lepas dari tubuh utamanya udah itu cara makannya daging hasil nyobek-nya itu dilempar dulu ke atas terus nanti mulutnya nge-buka nunggu dagingnya masuk, yah mirip-mirip sama iklan mentos jaman dulu. Kalau ngeliat di film-film dokumenter saya suka berkata sendiri "Brutal juga nih hewan purba!".

Karena semua sifatnya kasar yang sering orang liat, akhirnya orang-orang memutuskan untuk membuat istilah "Buaya darat" karena buaya katanya melambangkan sifat lelaki yang playboy, what ?

Ternyata tidak semua orang tahu bahwa hewan ini memiliki sifat monogami, artinya dia akan setia terhadap pasangannya sampai mati dan jika salah satu pasangannya mati pasangan yang lain tidak lama lagi akan mati juga karena depresi kehilangan pasangannya. Waw, dibalik kegarangan giginya yang tajam buaya juga memiliki sifat yang patut dicontoh manusia.

Kayanya kalau buaya bisa ngomong ke manusia mereka bakalan bilang "Biarin lu sebut gue binatang yang brutal karen itu emang kerjaan gue, tapi gue gak kejam kaya manusia yang suka maenin hati pasangannya". So, kayanya istilah buaya darat harus dihapus dari memori manusia.




Kamis, 26 Juli 2012

Mundur Selangkah

Mundur

Ketika semua orang melihat saya sedang mengalami "kemunduran" karena saya melangkah ke belakang dan menganggap sudah hampir kalah, ternyata tidak sama dengan keyakinan yang saya pegang. Bagi saya mundur bukan berarti kalah tetapi mengambil ancang-ancang untuk nge-gas.

Sering melihat mobil? atau sering memperhatikan mobil dengan teliti ketika di persimpangan atau lampu merah?. Kalau diperhatikan ketika mobil hendak bergerak maju dari keadaan diam, ia mundur beberapa centi kebelakang untuk mengambil ancang-ancang dan langsung ngacir.

Bagi saya dan keyakinan yang saya pegang "kemunduran" yang terjadi kepada saya harus bisa saya jadikan dudukan ancang-ancang untuk melesat ke depan. So, Mundur Selangkah bukan Berarti Kalah.


Minggu, 08 Juli 2012

Ceritaku tentang kotaku

Kotaku

Pernah pergi untuk sebuah perjalanan jauh seperti liburan atau dinas ke luar kota? pernah diam di rumah seharian tanpa kegiatan yang melelahkan ?.

Saya pernah pergi ke luar kota untuk berkunjung ke rumah saudara di Bogor, semua kegiatan yang akan dilakukan di sana sudah saya rencanakan. Namun semuanya tidak sesuai dengan yang saya bayangkan, semua kegiatan yang saya lakukan hanya berdiam diri di rumah, alhasil sehari saja di Bogor serasa seminggu di Bandung.

Kota yang kita tinggali setelah sekian lama tentu akan memberikan efek bagi mental kita, seperti cerita saya diatas. Sehari-hari saya tinggal di Bandung dan suatu ketika saya berlibur ke Bogor, kedua kota tersebut sangat jauh berbeda hampir 180° contoh yang paling nyata adalah suhu kotanya. Di Bandung ketika subuh saya sangat malas untuk mandi karena suhu yang sangat dingin, di Bogor baru bangun tidur ketika subuh saya langsung mandi. Bahkan, di rumah pun saat tengah hari saya sampai membuka baju karena saking panasnya udara kota Bogor.

Satu hal yang pasti, pulang ke kota yang sudah saya kenal dan tinggali sangat lama adalah sesuatu yang selalu saya syukuri. Bukan karena suhunya, tapi karena keramahan kotanya yang sudah kita kenal dan juga kerinduan akan keluarga, teman, dan kesibukannya. Jadi teringat lagu Katon Bagaskara -Yogyakarta- :

"Pulang ke kotamu, ada setangkup haru dalam rindu
Masih seperti dulu
Tiap sudut menyapaku bersahabat penuh selaksa makna"

Sabtu, 30 Juni 2012

Liburan Saatnya Berkarya

Liburan

Liburan adalah hari yang paling ditunggu-tunggu oleh setiap orang yang mempunya banyak kesibukan pada setiap harinya, mereka berharap dengan liburan semua kesibukan mereka dapat terhenti untuk beberapa saat. Hampir semua orang sebenarnya tetap disibukan ketika liburan, contohnya ketika liburan ada orang yang berencana berwisata tapi sebenarnya hal itu tetap akan menyibukan mereka.

Semua kegiatan yang dilakukan ketika berlibur memang tetap menyibukan orang-orang, akan tetapi kesibukan tersebut memang sengaja dilakukan agar bisa mendapat kebahagian versi mereka sendiri. Toh biar saja sibuk yang penting bahagia.

Saya kurang suka apabila mengisi liburan dengan bepergian atau berwisata, karena selain jauh malah membuat cape, lelah, dan menyita waktu saya untuk beristirahat. Daripada berwisata saya lebih suka membuat kegiatan yang terkadang tidak bisa saya lakukan diwaktu-waktu sekolah seperti menulis karangan, bersepeda ke tempat-tempat yang memiliki nilai edukasi (contoh : museum), mencoba membuat forum cyber sendiri sampai menyelesaikan permainan dalam komputer.

Semua kegiatan yang saya lakukan tersebut, saya anggap sebagai karya yang kadang tidak bisa saya lakukan ketika hari-hari sekolah. Saya sangat mensyukuri hari libur karena artinya saya dapat berkarya. Akan tetapi pada akhirnya, semua orang tetap bebas melakukan hal apa saja ketika liburan dan membuat karya versi mereka sendiri.