Laman

Minggu, 29 Juli 2012

Cinta Buaya

Buaya

Hewan ini sering kita liat di film-film dokumenter dunia hewan, biasanya hewan ini kerjaannya cuman berjemur, berendam, atau nongkrong sambil nonton kuda zebra dan banteng nyebrangin sungai terus diem-diem dicapluk deh tuh yang lagi nyebrang atau sekedar diem aja nunggu ada zebra atau banteng yang sudah tidak berdaya karena terinjak-injak temennya yang lain dan akhirnya sama dicapluk juga.

Pernah lihat hewan ini makan binatang hasil buruannya? cara makannya gak kaya singa yang perfeksionis tapi hewan hasil buruannya dimakan dengan cara dicabik-cabik terus nanti si buaya muter-muterin badannya supaya dagingnya cepet lepas dari tubuh utamanya udah itu cara makannya daging hasil nyobek-nya itu dilempar dulu ke atas terus nanti mulutnya nge-buka nunggu dagingnya masuk, yah mirip-mirip sama iklan mentos jaman dulu. Kalau ngeliat di film-film dokumenter saya suka berkata sendiri "Brutal juga nih hewan purba!".

Karena semua sifatnya kasar yang sering orang liat, akhirnya orang-orang memutuskan untuk membuat istilah "Buaya darat" karena buaya katanya melambangkan sifat lelaki yang playboy, what ?

Ternyata tidak semua orang tahu bahwa hewan ini memiliki sifat monogami, artinya dia akan setia terhadap pasangannya sampai mati dan jika salah satu pasangannya mati pasangan yang lain tidak lama lagi akan mati juga karena depresi kehilangan pasangannya. Waw, dibalik kegarangan giginya yang tajam buaya juga memiliki sifat yang patut dicontoh manusia.

Kayanya kalau buaya bisa ngomong ke manusia mereka bakalan bilang "Biarin lu sebut gue binatang yang brutal karen itu emang kerjaan gue, tapi gue gak kejam kaya manusia yang suka maenin hati pasangannya". So, kayanya istilah buaya darat harus dihapus dari memori manusia.




Kamis, 26 Juli 2012

Mundur Selangkah

Mundur

Ketika semua orang melihat saya sedang mengalami "kemunduran" karena saya melangkah ke belakang dan menganggap sudah hampir kalah, ternyata tidak sama dengan keyakinan yang saya pegang. Bagi saya mundur bukan berarti kalah tetapi mengambil ancang-ancang untuk nge-gas.

Sering melihat mobil? atau sering memperhatikan mobil dengan teliti ketika di persimpangan atau lampu merah?. Kalau diperhatikan ketika mobil hendak bergerak maju dari keadaan diam, ia mundur beberapa centi kebelakang untuk mengambil ancang-ancang dan langsung ngacir.

Bagi saya dan keyakinan yang saya pegang "kemunduran" yang terjadi kepada saya harus bisa saya jadikan dudukan ancang-ancang untuk melesat ke depan. So, Mundur Selangkah bukan Berarti Kalah.


Minggu, 08 Juli 2012

Ceritaku tentang kotaku

Kotaku

Pernah pergi untuk sebuah perjalanan jauh seperti liburan atau dinas ke luar kota? pernah diam di rumah seharian tanpa kegiatan yang melelahkan ?.

Saya pernah pergi ke luar kota untuk berkunjung ke rumah saudara di Bogor, semua kegiatan yang akan dilakukan di sana sudah saya rencanakan. Namun semuanya tidak sesuai dengan yang saya bayangkan, semua kegiatan yang saya lakukan hanya berdiam diri di rumah, alhasil sehari saja di Bogor serasa seminggu di Bandung.

Kota yang kita tinggali setelah sekian lama tentu akan memberikan efek bagi mental kita, seperti cerita saya diatas. Sehari-hari saya tinggal di Bandung dan suatu ketika saya berlibur ke Bogor, kedua kota tersebut sangat jauh berbeda hampir 180° contoh yang paling nyata adalah suhu kotanya. Di Bandung ketika subuh saya sangat malas untuk mandi karena suhu yang sangat dingin, di Bogor baru bangun tidur ketika subuh saya langsung mandi. Bahkan, di rumah pun saat tengah hari saya sampai membuka baju karena saking panasnya udara kota Bogor.

Satu hal yang pasti, pulang ke kota yang sudah saya kenal dan tinggali sangat lama adalah sesuatu yang selalu saya syukuri. Bukan karena suhunya, tapi karena keramahan kotanya yang sudah kita kenal dan juga kerinduan akan keluarga, teman, dan kesibukannya. Jadi teringat lagu Katon Bagaskara -Yogyakarta- :

"Pulang ke kotamu, ada setangkup haru dalam rindu
Masih seperti dulu
Tiap sudut menyapaku bersahabat penuh selaksa makna"